Rabu, 29 Januari 2014

Gerbang Nasib (Postern Of Fate, 1973)

Gerbang Nasib (Postern Of Fate, 1973)


Freemasonry merupakan organisasi/ sekte paling tua dan mungkin paling populer sebagai sekte gelap yang sering diklaim mempengaruhi jalannya sejarah peradaban atau kejadian kejadian penting di muka bumi ini.
Dalam skala lebih kecil, Inggris pernah diguncang skandal dimana mahasiswa mahasiwa di berbagai universitas terkemukanya menganut faham komunis dan fasisme NAZI. Dan yang lebih mencengangkan mereka bekerja tanpa dibayar untuk kepentingan asing tersebut. Agatha menulis novel ini dalam konteks sekitar serunya perang mata mata Inggris - Jerman sebelum perang dunia pertama meletus.
Oh, ya. Bila anda sudah jenuh dengan jejaka tua M Poirot dan perawan tua Jane Marple, novel ini memberikan suasana segar dengan tampilnya pasangan suami istri Tommy dan Tuppence sebagai sejoli detektif. Tapi tetap saja meraka kakek nenek yang sudah bercucu tiga! Cerita dimulai dengan pasangan Mr. dan Mrs. Beresford yang membeli rumah Swallow Nest di Desa Hollowquay. Swallow Nest merupakan rumah tua. Pemilik terakhir juga melelang tiga peti buku buku tua sebagai 'bonus' penjualan rumah. Tuppence yang iseng, membaca beberapa buku yang sudah berdebu dan menemukan pesan rahasia seseorang: Mary Jordan mati tidak wajar....
Apa yang dimulai dengan keisengan tenyata menjurus serius. Penyelidikan yang dilakukan malah hampir membawa maut ketika Tuppence ditembak orang misterius di halaman rumahnya. Tidak berhasil ditembak, Tuppence diancam dengan cara lain.
Sebelum perang dunia pertama, Swallow Nest, dimiliki oleh keluarga Parkinson, seorang admiral angkatan laut. Tokoh lain yang cukup ternama di desa Hollowquay tersebut adalah seorang dokter (Agatha tidak menyebut nama). Pihak Inggris mensinyalir dokter yang dikenal ramah tersebut adalah murid dari Jonathan Kane, Ideolog dengan paham paham baru, untuk mendirikan Inggris Baru. Lebih menakutkan lagi sang dokter sedang bereksperimen menciptakan senjata kimia dalam bentuk bakteri.
Maka dikirimlah Mary Jordan untuk memata-matai sang dokter. Dia dititipkan pada keluarga Parkinson sebagai guru bagi Alexander Parkinson, anak sang admiral. Namun sang dokter bergerak cepat menghabisi Mary. Secara lihai pada saat itu dinyatakan bahwa Mary mati keracunan akibat mengkunsumsi sayur bayam yang dicampur dengan daun floxglove. Tak seorangpun curiga, kecuali si kecil Alexander yang menuliskan pesannya pada buku detektif yang ditemukan Tuppence enampuluh tahun kemudian: Mary Jordan mati tak wajar...
Sejarah berulang, enam dekade kemudian. Terusik dengan manuver Mrs. Beresford, cucu sang dokter nyaris menghabisi Tuppence dengan racun pula....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar