Gerbang Nasib (Postern Of Fate, 1973)
Freemasonry merupakan organisasi/ sekte
paling tua dan mungkin paling populer sebagai sekte gelap yang sering
diklaim mempengaruhi jalannya sejarah peradaban atau kejadian kejadian
penting di muka bumi ini.
Dalam skala lebih kecil, Inggris pernah diguncang skandal dimana
mahasiswa mahasiwa di berbagai universitas terkemukanya menganut faham
komunis dan fasisme NAZI. Dan yang lebih
mencengangkan mereka bekerja tanpa dibayar untuk kepentingan asing
tersebut. Agatha menulis novel ini dalam konteks sekitar serunya perang
mata mata Inggris - Jerman sebelum perang dunia pertama meletus.
Oh, ya. Bila anda sudah jenuh dengan jejaka tua M Poirot dan perawan tua
Jane Marple, novel ini memberikan suasana segar dengan tampilnya
pasangan suami istri Tommy dan Tuppence sebagai sejoli detektif. Tapi
tetap saja meraka kakek nenek yang sudah bercucu tiga! Cerita
dimulai dengan pasangan Mr. dan Mrs. Beresford yang membeli rumah
Swallow Nest di Desa Hollowquay. Swallow Nest merupakan rumah tua.
Pemilik terakhir juga melelang tiga peti buku buku tua sebagai 'bonus'
penjualan rumah. Tuppence yang iseng, membaca beberapa buku yang sudah
berdebu dan menemukan pesan rahasia seseorang: Mary Jordan mati tidak
wajar....
Apa yang dimulai dengan keisengan tenyata menjurus serius. Penyelidikan
yang dilakukan malah hampir membawa maut ketika Tuppence ditembak orang
misterius di halaman rumahnya. Tidak berhasil ditembak, Tuppence diancam
dengan cara lain.
Sebelum perang dunia pertama, Swallow Nest, dimiliki oleh keluarga
Parkinson, seorang admiral angkatan laut. Tokoh lain yang cukup ternama
di desa Hollowquay tersebut adalah seorang dokter (Agatha tidak menyebut
nama). Pihak Inggris mensinyalir dokter yang dikenal ramah tersebut
adalah murid dari Jonathan Kane, Ideolog dengan paham paham baru, untuk
mendirikan Inggris Baru. Lebih menakutkan lagi sang dokter sedang
bereksperimen menciptakan senjata kimia dalam bentuk bakteri.
Maka dikirimlah Mary Jordan untuk memata-matai sang dokter. Dia
dititipkan pada keluarga Parkinson sebagai guru bagi Alexander
Parkinson, anak sang admiral. Namun sang dokter bergerak cepat
menghabisi Mary. Secara lihai pada saat itu dinyatakan bahwa Mary mati
keracunan akibat mengkunsumsi sayur bayam yang dicampur dengan daun
floxglove. Tak seorangpun curiga, kecuali si kecil Alexander yang
menuliskan pesannya pada buku detektif yang ditemukan Tuppence enampuluh
tahun kemudian: Mary Jordan mati tak wajar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar