N atau M? (N or M?, 1941)
N or M? Kisah nabi Sulaiman terdapat dalam tiga agama besar,
Yahudi, Kristiani, dan Islam. Ada Kisah ketika sang raja dihadapkan pada
pengaduan dua orang ibu yang sama sama mengklaim seorang bayi sebagai
anak mereka. Sulaiman menyelesaikan kasus ini dengan membedakan mana ibu
sejati dan mana yang lancung. Rupanya kisah Sulaiman menjadi inspirasi
Agatha Christie menulis novel ini, N or M?
1941, hari hari itu di Inggris pembicaraan hanya melulu sekitar Jerman,
Jerman, dan Jerman. Kata 'blitzkrieg' menjadi kata umum di Inggris,
ekspresi antara kekaguman sekaligus kegelisahan. Saat gerak maju pasukan
Jerman menyapu Perancis, orang Inggris berpikir serangan Jerman ke
tanah air mereka tinggal menunggu waktu.
... si Hitler seharusnya digantung. Dia memang orang gila. Gila. (hal.24)
...
Orang orang muda sekarang ini menyebalkan. Mandi air hangat. Mulai
sarapan jam sepuluh atau lebih. Tak heran kalau Jerman selalu menang.
Tak punya stamina. Memanjakan mereka. Itulah yang dilakukan orang
tua-tua sekarang. Menimang nimang mereka dengan botol air panas di malam
hari. Huh! Menyebalkan (hal.35)
...bikin
ribut benar si Hitler itu. Apa saja yang tidak dikerjakannya? Membom,
menembak, menginjak nginjak dunia, dan bikin kacau di mana mana. Mereka
harus dihentikan.... (hal.239)
Perang bikin suram ekonomi. Tak terkecuali bagi pasangan Tommy
dan Tuppence Beresford. Mereka kini pasangan paruh baya yang
menganggur. Sementara anak anak mereka turut berperang di Eropa daratan.
Namun kedatangan 'Mr. Grant' dari dinas rahasia Inggris mengubah
peruntungan mereka. Dinas rahasia mengendus mata mata Jerman yang
menyusup dalam tubuh pemerintahan Inggris, khususnya di birokrasi, dinas
rahasia, dan angkatan perang. Celakanya, mata mata itu bukan orang
Jerman, namun orang Inggris tulen simpatisan Jerman. Hmmm, bisa begitu,
ya?
Mr.
Grant mengatur agar Tommy - kemudian diikuti Tuppence menyelidiki
keberadaan para mata mata Jerman tersebut. Dia dikenal sebagai N dan M
yang keberadaanya disinyalir berada di kawasan pantai Leahampton,
tepatnya di sebuah penginapan Sans Souci, sebuah villa bergaya victoria.
Penginapan di kelola Ny. Perenna dan anak gadisnya, Sheila. Mereka
berdarah setengah Spanyol.
Dengan menyamar sebagai dua orang yang tak saling mengenal, mereka beradaptasi dengan penghuni penginapan lainnya. Ada Ny.
O'Rourke yang orang Irlandia, Mayor Bletchley pensiunan tentara, Tn.
Carl Von Deinim pengungsi Jerman, Nona minton sang perawan tua, Ny.
Sprot dan anaknya yang balita Betty, serta suami istri Cayley. Salah
seorang diantara mereka dipastikan sebagai N dan M, mata mata Jerman
itu. Namun, yang mana?
Behind The Story
Gaya
Agatha kembali hidup di novel ini. Beliau mengumpulkan sekumpulan orang
dengan latar belakang berbeda di satu tempat (dalam hal ini penginapan)
dengan seorang atau beberapa orang merupakan tertuduh kriminal. Agak
lain dengan kebiasaan lamanya, Agatha langsung tancap gas dengan
ketegangan cerita di pertengahan novel. Itu ketika Betty diculik orang
tak dikenal. Si penculik terpaksa ditembak mati oleh Ny. Sprot yang
khawatir dengan keselamatan anaknya. Atau, demikiankah? di mata
Tuppence, penembakan itu mengingatkannya pada kisah Sulaiman seperti
pembukaan resensi ini di atas.
Agak
mengecewakan ketika sampai di adegan ketika tanpa sengaja Tommy membuka
kedok Kapten Haydock dengan cara terpeleset di kamar mandi. Kesannya
jadi 'novel' banget. Selebihnya cerita mengalir lancar dan logis.
Rupanya pemahaman Agatha terhadap dunia mata mata boleh juga. Terlihat dari konsep tujuan proyek spionase Jerman yang 'sesungguhnya'. Menurut Agatha, target mata mata dan propaganda Jerman terhadap Inggris bukan untuk menguasai Inggris seperti yang banyak dikira orang. Tujuan sebenarnya adalah memprovokasi orang Inggris sendiri untuk mengakhiri model kerajaan/ monarki dan menggantikannya dengan tata pemerintahan baru - yang menjanjikan keagungan dan kejayaan lebih.
... Orang orang ini bersedia mengkhianati negaranya bukan untuk suatu kekayaan atau uang, tapi untuk suatu kegilaan pada kebanggaan yang akan mereka dapatkan... Di negara manapun ada orang orang seperti ini. Ini semacam aliran Lucifer..... Suatu kebanggaan dan keinginan untuk kemegahan diri (hal. 283)
Sebuah novel yang menawarkan 'teori konspirasi' ala Agatha. Saya sendiri lebih suka 'pembunuhan' dengan latar belakang keseharian orang Inggris. Teori konspirasi lebih asyik dinikmati dengan detail detail mendalam, dengan rujukan rujukan tertulis yang jelas (betapapun absurdnya). Seperti halnya novel 'Passanger to Frankfurt' yang mengangkat teori konspirasi kaburnya Hitler ke Argentina, novel ini lebih berpijak pada pergaulan yang luas seorang Agatha, di kalangan atas. Saya kira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar