Misteri di Styles (The Mysterious Affair at Styles, 1920)
Strychninae Sulph ....gr.I
Potass Bromida..........3vi
Aqua ad........................3viii
fiat mistura
Meresensi novel perdana Agatha Christie merupakan pekerjaan penting
karena pada novel ini Agatha meletakan dasar bagi penulisan novel novel
berikutnya. The Mysterious Affair at Styles memperkenalkan cara
baru bagaimana seorang detektif bekerja. Mungkin cara lama adalah gaya
Sherlock Holmes yang lebih dulu terkenal. Lantas, apa bedanya? Pertama,
Agatha cenderung menekankan analisa psikologi pada tokoh tokoh yang
terlibat. Analisa psikologi ini demikian penting sehingga terkadang
tersangka pembunuh dapat dikenali lebih awal.
Kajian psikologis ini kemudian dijadikan mainframe guna
mengumpulkan bukti bukti yang lebih terarah (sebab seringkali terlalu
banyak bukti malah bikin masalah menjadi kabur). Dan yang lebih penting
dapat dijadikan pijakan untuk menentukan strategi jebakan guna membuat
pembunuh tidak bisa berkelit lagi.
Yang kedua adalah media pembunuhan. Pembunuhan ala Agatha banyak
ragamnya, mulai dari pencekikkan, penusukkan, pemukulan, sampai
penembakan senjata api. Namun favoritnya adalah dengan racun. Penguasaan
efek efek racun dikuasai dengan baik oleh Agatha sehingga kerap kali
inti cerita dimulai dengan rekayasa racun seperti yang digunakan pada
novel ini.
Yang ketiga, tak kalah penting, adalah motif pembunuhan. Selain kajian
psikologi dan media pembunuhan, maka penelusuran motif bisa membantu
membuat masalah menjadi lebih terang. Agatha cenderung menjadikan motif
harta/warisan sebagai motif yang paling banyak menjadi inspirasi
pembunuhan. Disusul asmara/ perselingkuhan. Sangat jarang motif
kekuasaan.
Kembali pada alur cerita novel ini. Kapten Hastings bertemu sobatnya,
suami istri John dan Mary Cavendish di Desa Styles. Anda perlu mengingat
tempat ini karena di sini lah kisah Hercule poirot berawal, dan
berakhir. Inilah debut pertama Poirot, dan disini pula Poirot nantinya (Curtain,
novel terakhir) terbunuh secara tragis. Sejak awal situasinya memang
tidak mengenakkan. John tinggal bersama ibu tirinya Nyonya Inglethorp
yang kawin lagi dengan lelaki yang lebih muda, Alfred. Disamping kondisi
ekonomi John sendiri yang morat marit, ada kecurigaan Alfred ingin
mengangkangi harta ibu tirinya itu. Lebih ribet lagi karena rumah tangga
John sedang guncang, karena John terlibat perselingkuhan dengan gadis
sedesa. Ah, potensi intrik mulai terasa.
Terjadilah pembunuhan itu, menimpa Nyoya Inglethorp. John diseret ke
pengadilan karena kesaksian yang memberatkan: terlibat ribut dengan ibu
tirinya dan... pembelian strychnine olehnya sebelum mendiang terbunuh.
Gawat! Hasil otopsi memang menunjukan kematian nyonya Inglethorp karena
racun strychnine. Untung Poirot segera hadir.
Hasil penelitiannya menunjukan pembunuh sebenarnya adalah orang yang
faham bahwa tonikum yang diminum nyonya Inglethorp mengandung strychnine
yang menjadi tonikum bila diracik dengan formula yang tepat. Tetapi
menjadi racun bila ditambahkan bromida. prosesnya adalah pengendapan
Strychnine. Jadi setelah sekian lama meminum obat, endapan terakhir
tonikum menjadi racun yang mematikan. Waktu telah dihitung. Dan pada
saat kematian yang telah direncanakan, pembunuh akan menyingkir untuk
membuat alibi yang sempurna. Tinggal tunggu waktu ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar