Rahasia Chimneys (The Secret of Chimneys, 1925)
Kalau saja tidak melihat tahun pembuatan novel ini, 1925, mungkin kita akan sedikit pusing dengan alur cerita dengan nama orang dan nama tempat yang aneh aneh.
Chimneys sendiri adalah gedung megah kediaman Lord Caterham. Seorang
bangsawan Inggris terpandang pada masanya. Namun hari itu chimneys
digemparkan dengan terbunuhnya tamu asing yang kemudian diketahui
bernama Pangeran Michael dari Herzoslovakia. Agak mengherankan karena
sang pangeran sebenarnya dikawal dengan ketat, terutama sang ajudan
bernama Boris. Lalu bagaimana menjelaskan kematian sang pengeran ?
Behind The Story
Sering kali kita merasa 'baur' kalau memahami seorang Agatha. Kita beranggapan Agatha adalah penulis yang hidup sekitar tahun 60an dan karya karyanya adalah produk sekitar tahun itu juga. Padahal Agatha adalah orang yang hidup melintasi tiga jaman. Jaman perang dunia pertama, perang dunia kedua, dan era the Beatles. Karya karyanya tersebar di antara ketiga jaman itu.
Salah satu ekses dari kebingungan kita memahami masa masa yang dilewati Agatha adalah keheranan akan alur cerita seperti novel 'Rahasia Chimneys' di atas. Apa yang kita pahami sebagai peta Eropa sekarang sangat jauh berbeda dengan peta sebelum perang dunia pertama. Nah, peta negara negara Eropa yang dipergunakan Agatha dalam novel di atas adalah peta sebelum perang dunia pertama. Belum lagi kita akan dipusingkan dengan kebiasaan Agatha untuk membuat negara/kota fiksi diatas tempat tempat nyata itu. semakin pusing lah kita.
But anyway, saya pikir inilah kelebihan lain dari Agatha Christie. Dia bisa menjadi arsip 'versi lain' dari sejarah peperangan Eropa. Dan anehnya, walaupun ia orang Inggris tulen, namun novelnya disukai hampir di seluruh Eropa yang berperang, baik pihak yang kalah atau menang. Mungkin inilah karya seni, dia melintasi batas negara dan ideologi. Tapi selain karena karya seni bermutu, apalagi yang menyebabkan novel Agatha begitu diterima di berbagai bangsa. Jawaban ekstrim saya temukan di situs ini:
http://www.dailymail.co.uk/news/article-1208212/Unseen-60-years-Mail-proudly-present-Agatha-Christies-lost-masterpiece-The-Capture-Cerberus.html#ixzz2OyrCkVQw
Why is this such a genuinely exciting find? Partly because the story is so unusual for her. It is one of her rare excursions into making direct political comment, which is why it was never published. The Capture Of Cerberus (she wrote a completely different short story with the same title in 1947) revolves around a dictator called August Hertzlein, who is clearly Adolf Hitler. In the course of the plot, Christie expresses the naive hope that Hitler could have been converted to Christianity and begun preaching love and peace.
Anda bisa bayangkan begitu lembutnya
hati seorang Agatha, sehingga dalam novelnya yang baru 'ditemukan' The
Capture of Cerberus (belum ada versi Bahasa Indonesianya) dia bisa
merubah seorang Hitler menjadi penganut kristiani yang berdo'a untuk
cinta dan perdamaian (saya menitikkan air mata untuk ini).
Bagaimana pandangan sang nenek
terhadapa 'cucu cucunya' yang bengal model the beatles. Lagi lagi
beruntung saya menemukan wawancara yang menyentuh dari:
25: "What kind of music do you like the most?"
AC: "Operas. Wagner the most. Don't you like them? (she smile) Yes, in any case they are very long..."
25: "Beatles?"
AC: "Oh, I think that they are really talented but.... er, you mustn't forget that I have got well on years (she smiled happily) but they are young, aren't they? nevertheless I enjoy in them."
Ha ha ha ha. Agatha bisa menerima musik The Beatles, dan dia menyukainya. Tadinya saya berpikir dia -seperti orang tua pada umumnya- akan membenci rombongan anak remaja berambut gondrong ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar